Dulu...
aku sangat ingin punya sepeda. Setiap hari akan kukatakan pada hati ini, aku
suka sepeda yang ada keranjang didepannya. Tak pernah bosanku mengatakan
demikian, meskipun yang mendengar Cuma hati, hingga aku termimpi-mimpi olehnya.
Suatu saat dalam kurun waktu yang lama memang, akhirnya Allah memperkenankanku
merasakan mengendarainya meskipun hanya pinjaman, ini terjadi lebih dari 14
tahun kemudian sejak menyatakan rasa suka akan sepeda roda dua dulu. Namun tak
pernah ku bosan mengulang-ulang , memberitahukan pada hati bahwa aku suka
sepeda yang ada keranjang didepannya. Tau kah kalian? Tanpa sadar ia menjadi
bagian doa menjelang tidur hingga akhirnya sepeda yang ada keranjang didepannya
aku miliki (hadiah ibu). Sepeda itu berwarna hijau aku bersyukur memilikinya
meskipun setelah 15 tahun kemudian.
Dan
rasa suka yang seterusnya mendarat disebuah media canggih yang dapat dibawa
kemana-mana, laptop. Kebiasaan mengatakan suka tampaknya sudah menjadi sebagian
kebiasaan wajib buat ku deklrasikan ke hati, namun tak sedikitpun aku
memaksakan diri aku harus punya, minimal aku punya ketertarikan atas benda
tersebut. Jika melihatnya apapun mereknya, aku tetap suka dan bergumam “aku
suka sekali”, itu sudah cukup puas meskipun karunia rezeki belum mencukupi
untuk memiliki. Lagi-lagi Allah maha kaya, menghadiahkannya, sebuah komputer, yang memang belum sesuai dengan
yang kusukai. Komputer ini dihadiahkan Allah lewat seorang kakak yang bersedia membelikannya untukku. Itu terjadi
setelah 2 tahun kemudian dari deklarasi rasa suka dan itu sangat menyenangkan
tetap dapat memiliki yang serupa dari apa yang ku suka. Ketika melihatnya lagi
aku tetap mengatakan aku suka, bukan berarti aku tiak bersyukur atas apa yang
telah punya dan tak berniat sekalipun harus punya. Itu tadi Cuma rasa suka. Rasa
suka pada benda satu ini sudah sedemikian melekat, jadi jika sesekali
melihatnya dan berkunjung ke toko elektronik, emmm.. suka senyum sendiri
melihat benda yang ku suka. Hingga akhirnya rasa suka terjawab lagi, 3 tahun
kemudian dari deklarasi rasa suka aku memilikinya sebuah notebook berwarna
putih (masih hadiah ibu, hehe) , serupa dari apa yang kusuka. Senang? Tentu saja
^_^.
Pernah
suatu hari, teman sekamar (di tahun
ketiga perkuliahanku) membawa pulang sebuah majalah berisikan sepeda motor yang
cantik dengan berbagai merek dan warna, memukau memang, tapi aku tak berniat
memilikinya , mengendarainya saja aku tak bisa, tapi aku suka (ini nih kalau
visualistiknya sudah kumat) sudah benda cantik pasti ku suka. Setiap malam kami
akan, berceloteh tentang gambar itu. Kalau aku ingin beli , aku pengen punya
warna biru, begitu temanku berkeinginan terhadap benda itu. Aku? Hanya suka,
bahkan saat temanku menempel gambar-gambar itu di dinding kamar persis
disebelah tempat tidurku, aku jadi sering melihat gambar itu, dan kumat lagi
suka bilang “aku suka sekali” . temanku tampaknya sengaja menempelnya disana,
biar aku juga ketularan suka, hehehe emang dasar tukang bagi-bagi mimpi :-D. Pada
tahun-tahun berikutnya entah kenapa tidak pernah lagi menyatakan “suka sekali “
dengan kendaraan itu. Sebelumnya aku pernah jatuh saat mencoba mengendarainya. Trauma?
Tentu saja tidak, kan pernah suka ^_^. Pasca satu tahun dari kejadian itu , aku
mengulas balik rasa suka, tepat 2 tahun setelah deklarasi , pemilik semesta
memperkenankanku mengendarainya, emmm.. sebuah skuter, hehehe turunan dan masih
pemberian ibu. Entah lah.. pemberian yang kepemilikannya tak lama mungkin,
namun tetap sangat bersyukur atas hadirnya skuter yang tak pernah meletakkan
rasa suka.
So
guys, this is about, feeling “like” dan tak pernah sekalipun memaksakan harus
memilikinya dan tentu memilikinya adalah karunia yang wajib DI-SYU-KU-RI ^_^. Emmm..
oh ya bagaimana suka terhadap seseorang? Pernah?, tentu saja, namun untuk
urusan satu ini , aku tak pernah mau menyamakannya dengan tiga benda diatas. Ini
terlibat masalah pertanggung jawaban hati, kawan. Cukup suka saja dan tak ‘kan
berniat mengulang-ulang dengan mengatakan : “aku suka sekali dia”, hahahaha,
entah lah , sejauh ini berusaha meng-cut rasa suka hanya sebatas kagum, fitrah
toh? So, biar lah Allah yang menentukannya.
0 Response to "Jejak Suka Hingga Punya dan Bersyukur ^_^"
Posting Komentar